Kisah Marge Tembelang Gedung Agung Berpantang Makan Terkuku, Jika Melanggar Idapan Sangat

Kisah Marge Tembelang Gedung Agung Berpantang Makan Terkuku, Jika Melanggar Idapan Sangat

Burung Terkuku yang di pantang untuk dimakan oleh Marge Tembelang Gedung Agung --

LAHATPOS.CO, Merapi timur - Salah satu suku di Kabupaten Lahat ini dikenal dengan pantanganya untuk makan burung Terkuku.

Suku tersebuat adalah suku Marge Tembelang Gedung Agung yang saat ini lebih dikenal dengan Desa Gedung Agung yang berada di Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat.

Dan dikisahkan bagi siapa saja yang masih keturunan dari Marge Tembelang Gedung Agung jika sampai berani makan burung Terkuku maka dipercaya akan mendapatkan azab istilahnya akan " idapan sangat" yaitu sakit berupa penyakit Kusta.

Di kisahkan pada awal mulanya ada seorang warga Desa Gedung Agung yang bernama Mangku Sile yang saat ini dikenal dengan sebutan Puyang Mangku Sile yang merupakan leluhur dari Marge Tembelang Gedung Agung yang memiliki istri dan seorang anak laki-laki yang hidup damai di Desa Gedung Agung yang saat ini posisinya terletak di Desa Tanjung Jambu.

Dan tempat tinggalnya itu dikenal dengan Kute Lalang di Desa Tanjung Jambu yang juga masih Marge Tembelang Gedung Agung.

Kemudian di ceritakan Mangku Sile ini pergi merantau/mengembara dengan meninggalkan satu orang  anak  laki-laki serta satu orang istri yang dalam kondisi sedang hamil.

Mangku Sile dikisahkan pergi merantau cukup lama, bahkan ada yang menceritakan Mangku Sile pergi merantau selama 25 tahun.

Sebelum Mangku Sile pergi merantau di ceritakan bahwa dia meninggalkan tempurung / batok kelapa yang sudah di belah menjadi dua bagian.

Dan dia meninggalkan sebagian belahan tempurung tersebut kepada istrinya yang ditinggalkan dan sebelahnya lagi di bawanya pergi merantau.

Kemudian dikisahkan setelah pergi merantau yang cukup lama lebih kurang 25 tahun Mangku Sile ini di ceritakan bahwa dirinya akan pulang ke Desa Gedung Agung untuk menemui istri dan anaknya namun dirinya tersesat dan tidak tau lagi jalan pulang ke rumah istrinya yang dulu.

Karena dia lupa jalan untuk pulang sehingga Mangku Sile ini terus berjalan serta akhirnya Mangku Sile ini menjumpai seekor burung Terkuku.

Mangku Sile berpikir, jika ada burung Terkuku berarti di sekitar burung Terkuku tersebut ada Dangau (pondok di kebun) kemudian Mangku Sile berinisiatif mengikuti burung Terkuku tersebut di mana burung Terkuku tersebut terbang dia selalu mengikuti kemana arah terbangnya dengan harapan dia akan menjumpai perkampungan atau pondok untuk jalan pulang.

Dan akhirnya burung Terkuku tersebut hinggaplah di sebuah pondok atau Dangau.
Dan di pondok  tersebut Mangku Sile bertemulah dengan seorang perempuan yang sudah tua.

Kemudian perempuan itu menyapa Mangku Sile "kamu mau kemana "sapa perempuan tua itu kepada Mangku Sile.

Kemudian di jawab oleh Mangku Sile "aku nak cari pondok istri ku dulu,tapi aku la lupe"kata Mangku Sile.

Kemudian perempuan tua tersebut bertanya lagi pada Mangku Sile " bagaimana ciri-ciri perempuan itu "katanya.

Terus Mangku Sile menjawab "saya lupa karena sudah lama, karena pada saat itu saya pergi meninggalkan rumah waktu anak saya masih berumur sekitar 7 tahun dan istri ku saat itu sedang hamil".

Kemudian perempuan tua itu tanya lagi "apa peninggalan kamu dan istrimu saat itu:
Mangku Sile menjawab " Ya ada, waktu itu saya tinggalkan tempurung kelapa yang di belah menjadi dua bagian".

Mendengar keterangan tersebut perempuan tua itu naik ke rumah nya/ ke pondoknya dan di ambilnya tempurung peninggalan suaminya saat itu.

Dan akhirnya kedua belah tempurung tersebut disatukan dan alangkah terkejutnya perempuan dan Mangku Sile karena kedua belah tempurung tersebut menyatu.

Akhirnya Mangku Sile berhasil menemukan keluarga nya yang telah lama ditinggalkan.

Karena berkat burung Terkuku akhirnya Mangku Sile ( yang merupakan Puyang Marge Tembelang Gedung Agung ) berhasil menemukan keluarganya kembali yang sudah lama di tinggalkan.

Sebagai ungkapan rasa syukur terhadap burung Terkuku yang sudah berperan penting mempertemukan dirinya dengan keluarga nya kemudian Mangku Sile bersumpah yang isinya bahwa "anak cucung aku jangan cube-cube makan burung Terkuku. Dan apabila sampai berani makan burung Terkuku maka akan Idapan sangat / penyakit yang parah".
Dan penyakit tersebut adalah berbentuk penyakit Kusta yang tidak bisa diobati.

Dikisahkan juga Puyang Mangku Sile yang merupakan leluhur Marge Gedung Agung ini mempunyai dua anak yaitu satu anak laki-laki dan satu anak perempuan yang bernama
Panji Rantau  ( anak laki-laki ) dan  Dayang  Muni ( anak perempuan).

Dan Puyang Mangku Sile dimakamkan di Kute Lalang di Desa Tanjung Jambu Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: