Pembangunan Jalan Tol Muara Enim-Lahat-Lubuklinggau Perlu Dana Rp23,790 Triliun, Penghubung Trans Sumatera

Pembangunan Jalan Tol Muara Enim-Lahat-Lubuklinggau Perlu Dana Rp23,790 Triliun, Penghubung Trans Sumatera

Pembangunan jalan tol Muara Enim-Lahat-Lubuklinggau memerlukan dana sebesar Rp23,790 Triliun.-Foto : dok/lahatpos.co-

Adapun total panjang mainroad jalan tol ini adalah 36,6 km, pekerjaan konstruksi jalan tol. 

Terus dilanjutkan dengan berbagai strategi seperti mengupayakan metode kerja yang efektif dan efisien, serta penggunaan digitalisasi konstruksi. 

Digitalisasi konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini juga beragam. 

Mulai dari desain yang menggunakan Building Information Modelling (BIM) dan Light Detection and Ranging (LIDAR). 

Hingga dalam pengerjaan tanahnya menggunakan salah satu teknologi yang paling mutakhir.

Yakni Kolom Grout Modular (KGM), atau perbaikan tanah meliputi proses pengeboran lapisan tanah dan menginjeksi pasta beton sebagai penyalur beban ke lapisan tanah keras di bawahnya.

Menariknya, pembangunan jalan tol yang melewati berbagai jenis jalur seperti jalan lintas antar kota, jalan desa, hingga jalur perlintasan kereta api ini akan dilengkapi sejumlah fasilitas struktur diantaranya jembatan under bridge atau underpass.

Jalan tol ini nantinya akan dilengkapi bangunan persilangan seperti underpass sebanyak 14 buah. 

Adapun untuk ruas yang melewati perlintasan kereta api jalur Bandara Internasional Minangkabau – Kayu Tanami ini dibangun 4 (empat) buah underpass. 

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo, mengungkapkan rata - rata kondisi tanah dasar di sekitar perlintasan merupakan tanah lunak sehingga memerlukan konstruksi khusus yaitu metode struktur kaki seribu atau pile slab pada bagian jalan pendekat jembatan.

“Jalan tol yang beririsan dengan rel kereta api, kita buatkan underpass di STA 6+200, STA 12+286, STA 30+450 dan STA 0+213 (Akses Tarok City) dengan panjang rata-rata 96,3 m, ketinggian mencapai 6,8 m, serta beban maksimal 1 (satu) kendaraan adalah 50 ton. Khusus underpass di STA 6+200 pengerjaannya telah rampung, sehingga nanti pengguna jalan tol akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah yang sejuk dan teduh,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Tjahjo menjelaskan agar tidak mengganggu aktivitas publik, sejumlah metode digunakan dalam pembangunan underpass.

Diantaranya penggunaan alat HSPD (Hydraulic Static Pile Driver) untuk memancang pondasi tiang pancang agar dampak getaran dari pemancangan, serta menggunakan launcher untuk memasang gelagar girder agar minim dampak terhadap penggunaan jalan nasional atau kereta api yang melintas.

“Metode tersebut untuk memaksimalkan aktivitas konstruksi pada saat window time di sekitar area pembangunan.” tutup EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo.

Tidak hanya itu, Hutama Karya juga akan menyelesaikan pengerjaan Akses Tarok City sepanjang 2,96 km yang akan menghubungkan Kawasan Tarok City, Jalan Tol dan Jalan Nasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: