Sinergi PLN UID S2JB dan Persatuan Layangan Aduan Indonesia, Meminimalisasi Bahaya Layangan Terhadap Listrik

Sinergi PLN UID S2JB dan Persatuan Layangan Aduan Indonesia, Meminimalisasi Bahaya Layangan Terhadap Listrik

Pencerahan cindramata pada acara Persatuan Layangan Aduan Seluruh Indonesia (Perlasi) mengadakan diskusi bersama PLN UID S2JB sebagai upaya untuk meminimalisasi gangguan listrik akibat layang-layang. --

LAHATPOS.CO, Palembang - Jelang Kejuaraan Daerah Layangan Aduan yang akan dilaksanakan pada tanggal 4-5 Agustus 2023 di Palembang, Persatuan Layangan Aduan Seluruh Indonesia (Perlasi) mengadakan diskusi bersama PLN UID S2JB sebagai upaya untuk meminimalisasi gangguan listrik akibat layang-layang. 

Hal ini dinilai urgent, mengingat 62 kali pemadaman telah terjadi dan terjustifikasi akibat layang-layang.


--

Frans Handoko, Manager Subbidang Operasi dan Pemeliharaan Distribusi mengungkapkan, beberapa daerah di Kota Palembang yang sering terjadi padam akibat layang-layang diantaranya Keramasan, Sungai Hitam, dan Padang Selasa.

“Layang-layang menjadi momok bersama karena berkontribusi terhadap gangguan listrik. Terecord 62 kali pemadaman yg terjustifikasi akibat layang-layang. Keramasan, sungai hitam, padang selasa merupakan beberapa daerah krusial terjadinya pemadaman akibat layang-layang. Bukan hanya tali layang-layang, badan layang-layang yang tersangkut juga dapat mengakibatkan kerusakan material jaringan liatrik yang efeknya lebih parah” jelas Frans.

BACA JUGA:Juara di Depan Mata Persila Lahat Tembus Partai Final Piala Gubernur Sumsel 2023

Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan simulasi pemadaman jaringan listrik yang disebabkan oleh layang-layang, pohon, serta tiang listrik oleh bidang K3L dan Keamanan PLN UID S2JB.

M. Fadjar Warisman, Pejabat Operasi K3 dan Keamanan mengatakan, tali layang-layang berbahan konduktor sangat berbahaya baik bagi jaringan listrik dan juga nyawa, sementara badan layang-layang sangat berdampak pada pemadaman.


--

“Layang-layang berbahaya bukan hanya tali dan badannya. Anak-anak yang mengambil layangan tersangkut, bisa saja menggunakan bambu basah atau bahan lain berupa konduktor, jika terkena jaringan 20kV luar biasa berbahaya. Kalaupun selamat kemungkinan besar adalah cacat.” terang Fadjar.

Menanggapi bahaya tali layang-layang, Ponco, Ketua Perlasi menjelaskan bahwa persatuannya telah menggunakan tali katun untuk turnamen.

BACA JUGA:Ini Pentingnya Pemutakhiran Data Keluarga BKKBN

“Kami sudah mulai menggunakan benang ramah lingkungan yang berbahan katun sehingga lebih aman, khususnya untuk meminimalisir bahaya dan luka seperti tersangkut di leher. Tali gelasan katun jika tersangkut akan hancur paling lama satu minggu”


--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: