Baru Dimulai, Antrean Sembako Murah Sudah Mengular

 Baru Dimulai, Antrean Sembako Murah Sudah Mengular

Antrean panjang warga Kota Lahat di Dinas Perdagangan, untuk membeli sembako murah dalam rangka operasi pasar, Kamis 3 November 2022, -Novri/Lahatpos.co---

LAHAT, LAHATPOS.CO - Plt Kepala Dinas Perdagangan Lahat, Limra Naufan ST MT menerangkan, operasi pasar ini tiada lain, membantu masyarakat terutama sekali kalangan ibu-ibu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

"Imbas dari naiknya harga BBM, secara otomatis beberapa sembilan bahan pokok (Sembako) ikut terkerek, sehingga menyulitkan ibu-ibu membelinya," ungkapnya, Kamis 3 November 2022.

Tentunya, sambung dia, sembako yang telah dipersiapkan ini diantaranya 400 kilogram (Kg) telur, beras medium sebanyak 500 Kg, minyak goreng (Migor) 300 liter, gula pasir 300 Kg, dan tepung terigu 300 Kg.

"Dengan persediaan yang melimpah dan harga jual yang murah, pastinya berdampak terhadap daya beli konsumen terhadap sembako," terang Limra Naufan.

Limra Naufan menyebutkan, saat ini ditingkat pangsa pasar permintaan barang meningkat, akan tetapi, daya beli mempengaruhinya untuk barang keluar dan dikonsumsi.

"Permintaan banyak, akan tetapi barang yang ditawarkan pun ikut terbatas, akibat dari kenaikan harga BBM bersubsidi," ulasnya.

Nah, sasaran program operasi pasar ini akan mendatangi 24 kecamatan, dimana, dalam satu bulan satu kali, kecuali Kecamatan Kota Lahat dilaksanakan dua kali, mengingat jumlah penduduknya tinggi.

"Bagi masyarakat umum yang ingin membeli sembako, cukup membawa fotocopy kartu keluarga (KK) dan tidak lupa uangnya. Sebab, ini diperuntukkan berdasarkan asal kecamatan, untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung," harap Limra Naufan.

Sementara itu, Kepala Sub Divisi Regional (Subdivre) Bulog Lahat, Joko Susilo melalui Asisten Manager (Asmen), Mauzan Hairul menerangkan, pada operasi pasar kali ini, pihaknya menyiapkan setidaknya beras medium sebanyak 500 Kg, Migor 300 liter, gula 300 kg serta tepung terigu 300 Kg.

"Hal ini untuk menekan inflasi, permintaan banyak tapi barang sulit disertai harga mahal ditingkat pasar, sehingga daya beli masyarakat menurun," bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: