Istri Berperan Sebagai Penyalur, Oknum Dukcapil Pagar Alam (Suami) Berperan Palsukan Data
- Kepala BP2MI Palembang Sri Heryati mengungkapkan bahwa sebelumnya memang ada kasus Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diberangkatkan oleh penyalur tak resmi. Dijelaskannya, kasus tersebut berawal ada laporan, bahwa korban Ys masih di bawah umur diberangkatkan ke Singapura oleh penyalur tidak resmi di Bandung, Jawa Barat. Akhirnya pihaknya berkoordinasi dengan UPT BP2MI Bandung. Setelah dikroscek ternyata ada 8 pekerja migran asal Sumsel yang akan diberangkatkan. Mereka ditempatkan di salah satu Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), bukan agen penyalur resmi PMI. Bukan hanya warga Sumsel namun ada warga dari provinsi lain. \"Saat itu pihak kepolisian bersama BP2MI melakukan penggerebekan dan mendata para korban,\" jelasnya. Kemudian pihaknya melakukan pendampingan terhadap delapan warga tersebut untuk dipulangkan. Lanjutnya bahwa data delapan warga tersebut ada indikasi pemalsuan dokumen. Jadi pelaku yang merupakan pasangan suami istri ini, bahwa sang istri yang menjadi penyalur sementara sang suami yang memalsukan dokumen. Dalam pemalsuan dokumen itu, sebenarnya warga Lahat menjadi warga Pagar Alam, bukan hanya alamatnya saja tapi juga tahun lahir. Ditambahkannya bahwa agar masalah ini jangan sampai terulang lagi dan ada korban lainnya. Pihak UPT BP2MI Palembang juga sudah berusaha mendampingi pihak keluarga korban untuk mendampingi terkait masalah hukum. \"Namun saat ini masalah ini juga belum jelas. Kami berharap masyarakat jangan takut menyuarakan. Selain itu warga juga jangan mudah tertipu dan menjadi korban lagi,\" bebernya. Apalagi kasus ini bisa menjadi fenomena gunung es, yang diketahui hanya sedikit sementara masih banyak korban lainnya yang belum diketahui. Kepala BP2MI Jawa Barat, Kombes Pol Erwin Rachmat S.Ik membenarkan bahwa sebelumnya ada penggerbekan di salah satu LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) di Jawa Barat. Saat dicek korbannya ada warga Sumsel, NTB, Lombok, Jateng dan Jatim. Setelah dilakukan pemeriksaan bahwa oknum penyalurnya juga ada warga Sumsel, selain itu juga ada pemalsuan dokumen juga. \"Untuk kasus yang di Sumsel bisa saja ditangani olek Polda Sumsel karena ada oknumnya warga Sumsel dan pemalsuan dokumen. Kasus ini juga masih ditangani Polda Jabar,\" jelasnya. Sementara Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mustofa Nelson melalui Kabid Latas Kerja Tubiska disampaikan Kasi Penta Kerja Fannie Prima Putri SSTP, memebenarkan adanya informasi warga Lahat yang menjadi korban penyalur PMI tak resmi. \"Ia pak. Ada pemberitahuan dari BP2MI Palembang. Kita ikut dampingi,\" terang Fanni. Atas kejadian ini, pihaknya berharap agar warga yang ingin menjadi PMI (dulunya disebut TKI, red) agar berkoordinasi dengan pihak BP2MI atau Dinas Tenaga Kerja setempat. Agar bisa dilakukan pengecekan apakah agen penyalur PMI itu resmi atau tidak. \"Karena kalau melalui penyalur tidak resmi makan akan bermasalah kedepanya. Kami siap membantu warga untuk mengecek apakah agen penyalur tersebut resmi atau tidak resmi,\" tegasnya. Sementara dari keterangan Sekretaris Desa Karang Caya bahwa koban saat ini baik- baik saja dan sedang mencari kerja di Palembang. \"Kalau ibunya belum bisa ditemui dek, maaf ya,\" ucap Sudarmawan, yang juga masih kerabat korban. Pihaknya membenarkan bahwa sebelumnya YS diantar langsung oleh BP2MI ke rumahnya. Namun terkait permasalahan secara rinci, pihaknya belum mengetahui. Namun memang beberapa bulan sebelumnya YS pamit duntuk kerja menjadi TKI. Kebetulan yang menjadi penyalur, masih kerabat korban juga. \"Ya dek mereka ini masih keluarga. Baru tahu kalau penyalur tersebut tidak resmi setelah ada orang dari BP2MI mengantarkan Ys,\" kata dia. Pihaknya juga berharap agar warganya yang lain sebelum berangkat menjadi TKI ke luar negeri bisa mengecek dahulu. Karena menjadi TKI memang menjanjikan secara finansial. Namun harus tetap melalui jalur yang resmi. \"Itu arahan dari pihak BP2MI,\" pungkasnya.(why)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: