Bawaslu Lahat

Menteri Luhut : Investasi Hilirisasi SDA Dongkrak Ekspor Indonesia

Menteri Luhut : Investasi Hilirisasi SDA Dongkrak Ekspor Indonesia

- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI Purn Luhut B Pandjaitan berhasil mendongkrak ekspor Indonesia melalui investasi hilirisasi SDA. Hilirisasi nikel yang mampu meningkatkan ekspor besi dan baja, menjadi permulaan diverifikasi ekonomi Indonesia. “Dari tahun 2017, hilirisasi terus menggeliat. Indonesia menempati rangking keenam di dunia ekspor besi dan baja, mengalahkan Negara besar seperti Amerika, Prancis, dan Italia,” ujar Luhut, acara webinar bersama 200 Pimpinan Media Online dan Koran WSM Group se Indonesia, Senin (10/1/2022). Luhut, didampingi Komisaris Utama WSM, Dahlan Iskan, Deputi Bidang Koordinasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto dan Staf Khusus Menko Maritim dan Investasi RI, M Firman Hidayat. Luhut mengatakan, selama ini ekspor Indonesia bergantung terhadap komoditas mentah (SDA). Sehingga rentan terjadi gejolak ekonomi di dalam negeri. Sebab, lama kelamaan SDA akan habis, dan daya saing dengan Negara lain semakin ketat. Sementara hilirisasi yang diyakini mampu menarik minat investor, belum dioptimalkan waktu itu. “Saat ini hilirisasi industri paling diminati PMA, atau investor. Ketimbang industry pertambangan maupun makanan  Dari tahun 2014 sampai 2021, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya cenderung meningkat,” ujarnya. Singapura menjadi Negara paling besar menanamkan modalnya terhadap produk hilirisasi industry Indonesia. Maluku Utara, provinsi paling tinggi melakukan hilirisasi SDA. Bahkan, Malut mampu meningkatkan perekonomian ditengah pandemi Covid-19 sejak 2020. Karena produk yang diekspor itu beragam, semakin komplek, dan unik. Dari hilirisasi, Luhut optimis dalam lima tahun kedepan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,8 persen, bahkan lebih. Sebab, hilirisasi industry sudah mampu membiaya pembangunan, perusahaan hilirisasi semakin menunjukkan kinerja yang kuat, dan menyumbangkan penerimaan pajak yang besar. “Penerimaan pajak dari Aneka Tambang perusahaan komoditas mentah, kurun 50 tahun terakhir hanya 1,7 trilun. Sementara PT Weda Bay Nickel dan Nickel Mind Ltd, dalam kurun 5 tahun memberikan penerimaan pajak 5,6 Triliun,” terangnya. (dian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: