Proyek Ibu Kota Baru Berisiko Mangkrak
- Proyek berisiko . Apabila pemerintah pusat gagal mendapatkan investor dan akhirnya mengandalkan kantong Negara. Saat ini, Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) telah sahkan menjadi Undang-Undang (UU) di rapat paripurna DPR RI, Selasa (18/1). Hal itu bisa menjadi pijakan mulainya proses pembangunan ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser, Kalimantan Timur. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyek IKN akan masuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2022. Artinya, pembangunan ibu kota baru bisa memanfaatkan dana PEN 2022. \"Jadi ini akan kami desain baik untuk 2022, seperti ketahui 2022 paket pemulihan ekonomi Rp450 triliun masih belum rinci seluruhnya. Jadi ini nanti mungkin bisa masukkan dalam bagian program PEN,\" ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, kemarin. Hanya saja, ia tak menyebut secara rinci berapa porsi PEN yang akan kucurkan untuk pembangunan ibu kota baru. Hal yang pasti, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp510 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 untuk ibu kota baru. Hal ini tertuang di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 85 Tahun 2021 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022. Beleid terbit dan berlaku sejak 9 September 2021. Dalam aturan tersebut, pemberian dana ke pembangunan IKN lakukan dalam rangka mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Secara keseluruhan, dana yang dibutuhkan untuk ibu kota baru sekitar Rp466 triliun-Rp486 triliun. Mengutip ikn.go.id, pemerintah hanya akan menggunakan porsi APBN untuk pembangunan ibu kota baru sebesar 19 persen dari total dana yang butuhkan. Hal ini berarti dana yang akan gelontorkan dari APBN sekitar Rp80 triliun. Selebihnya, pemerintah mengandalkan swasta lewat kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sebesar Rp252,5 triliun atau 54,2 persen. Lalu, investasi swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar Rp123,2 triliun atau 26,4 persen. Proses pembangunan IKN akan memakan waktu cukup panjang. Tepatnya, mulai dari tahun ini hingga 2045 mendatang. Pada tahap pertama, pemerintah akan fokus pada pembangunan jalan dan pelabuhan dalam membangun ibu kota baru. Proses pembangunan akan nakhodai oleh Kementerian PUPR. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan status ibu kota negara dari DKI Jakarta akan pindah ke Kalimantan Timur pada semester I 2024 mendatang. Bahkan, Jokowi bercita-cita merayakan HUT RI ke-79 di ibu kota baru pada 17 Agustus 2024. Nantinya, kantor Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin akan menjadi yang pertama pindah ke ibu kota baru. Hal itu akan ikuti dengan tiga kementerian, yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Luar Negeri. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda berpendapat pembahasan soal ibu kota baru terlalu cepat. Ia sangsi target pemerintah memindahkan status ibu kota ke Kalimantan Timur tercapai pada 2024 mendatang. Bukan apa-apa, pemerintah hanya punya waktu kurang dari tiga tahun mewujudkan target tersebut. Sementara, belum ada kepastian mengenai pembiayaan ibu kota baru. Memang, pemerintah sudah merinci porsi pembiayaan yang akan tanggung negara hingga swasta. Namun, tak ada kejelasan siapa saja pihak swasta yang akan berinvestasi di proyek ibu kota. \"Saya rasa porsi APBN untuk IKN masih bisa berubah atau naik dari 19 persen. Hal ini sangat bergantung dengan investasi swasta yang masuk ke IKN,\" ungkap Nailul. Jika tak ada pihak swasta yang mau berinvestasi di IKN, maka porsi APBN untuk membiayai IKN semakin besar. Hal ini akan membahayakan fiskal pemerintah. (*/dyn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: