3 Perusahaan Tambang Batubara Cemari Kebun Warga Muara Maung dan Telatang

3 Perusahaan Tambang Batubara Cemari Kebun Warga Muara Maung dan Telatang

LAHAT - Sebanyak 20 warga Desa Telatang dan Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat  Kabupaten Lahat, menghadiri mediasi. Terkait dampak debu yang diakibatkan kegiatan houling oleh tiga perusahaan tambang batubara. Yakni, PT MIP, BSR, dan Bukit Telunjuk, yang berdampak banyak tanaman perkebunan warga Desa Telatang dan Desa Muara Maung yang mati diakibatkan debu, Selasa (5/5/2022). Kepala Desa Telatang Hedi Marlian mengatakan,kami sebagai pemerintah desa, kepada masyarakat sudah berkewajiban memberikan perlindungan. Kami menerima aspirasi dari masyarakat. Kami juga sangat respek dengan kegiatan perusahaan terutama dari sisi positifnya. Terlebih saat ini musim kemarau, dan adanya mediasi ini terkait dampak debu pada lahan warga yang rusak  ini. “Kami inginkan pihak perusahaan harap mengerti dengan keluhan warga ini,” tegasnya. Di tempat yang sama Al Qomar/Komeng, perwakilan  dari PT ABL (PT Bukit Tunjuk) mengatakan, kami koordinasi dulu dengan pimpinan. Tentunya dalam hal ini, kami tidak bisa memutuskan, karena untuk dampak debu itu sudah menjadi hukum alam bahwa debu tidak bisa dihilangkan. “Mungkin setelah kami laporkan kemungkinan ada solusi yang didapatkan, sehingga saat ini kami mohon maaf karena belum bisa memberi keputusan,” ujarnya. Senada diucapkan Perwakilan PT BSR, Topan mengatakan kita tidak bisa langsung ambil keputusan. “Kami akan koordinasi dengan pihak PT MIP, agar debu itu tidak terlalu menyebar ke lahan warga, namun kita spuport untuk penyiraman, tapi kalau untuk hal lain, kami belum bisa ambil keputusan. Kami sampaikan ke manageman, dan nanti kita akan bertemu kembali,” ujarnya. Perwakilan dari PT MIP, Wisnu, mengatakan, karena jalan itu dipakai oleh tiga perusahaan, jadi kami akan koordinasi dulu dengan PT BSR dan PT Bukit Tunjuk. Hadir juga Sekcam Merapi Barat Dahrifagustian menyampaikan, segala sesuatu silahkan dimusyawarahkan. Silahkan disampaikan dengan perusahaan. Apapun keinginan kita  sampaikan dengan pemerintah desa dan disampaikan dengan perusahaan melalui perintah desa. Asalkan masing masing dimusyawarahkan  dan saling mengerti. “Kami mohon pada perusahaan agar lebih cepat prosesnya, takutnya jika, ada apa apa, akan menghambat aktifitas perusahaan,” terangnya. Agus Sahri, salah satu warga Desa Telatang yang terdampak mengatakan, kami disuruh kumpul di sini hanya inginkan kebun kami yang saat ini  diganti rugi. “Saat ini pohon karet kami sudah banyak yang mati. Kalaupun ada yang masih hidup, juga tidak ada getahnya lagi. Nah, sekarang kami inginkan perusahaan itu mengganti kebun kami,” ujarnya. “Kalau cuma hanya disiram siram seperti selama ini, tidak ada gunanya, percuma,” tegas Agus sambil pergi meninggalkan ruangan. Dari hasil mediasi untuk kompensasi  perawatan perkebunan lahan aktif warga Desa Telatang dan Muara Maung, belum ada solusi, karena masing masing perusahaan akan melaporkan ke managemen perusahaan masing masing. (Purwanto/dyn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: