204 Perusahaan Investor Bersaing Dapatkan Proyek Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik
JAKARTA, LAHATPOS.CO - Pemerintah akan mempercepat pembangunan proyek pengelolaan sampah menjadi energi listrik di berbagai daerah di Indonesia.
CEO Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa antusiasme investor terhadap proyek ini sangat tinggi. Sebanyak 204 perusahaan investor siap ambil andil.
"Kita sudah membuka prosesnya dan yang masuk sebenarnya lebih dari 204 investor, baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Rosan kepada wartawan, di Kemenko Pangan, Jumat 24 Oktober 2025.
Ia mengaku bahwa dari 204 perusahaan yang mendaftar, sebanyak 66 perusahaan berasal dari luar negeri, sedangkan sisanya merupakan investor dalam negeri.
Rosan memastikan bahwa proses kajian ekonomi dan teknis dilakukan secara ketat agar proyek tidak mangkrak.
"Kita tidak ingin yang dapat proyek tapi tidak punya kemampuan apa-apa. Itu yang sering terjadi selama ini. Karena itu, kita assess dari kemampuan finansial, teknikal, dan teknologinya," pungkasnya.
Menurut Rosan, proses seleksi sedang berjalan dan pemerintah menargetkan tahap bidding akan dimulai pada pertengahan November 2025.
"Kita mengharapkan di bulan November sudah mulai proses bidding-nya, dan prosesnya akan berlangsung sampai awal tahun depan," jelasnya.
Rosan menjelaskan bahwa proyek waste to energy ini akan menggunakan teknologi terbaru yang telah terbukti di berbagai negara seperti China, Jepang, dan Singapura.
"Sampah yang akan dipergunakan bukan hanya sampah baru, tapi juga sampah lama bisa diolah dengan teknologi terbaru ini," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa sistem pengolahan sampah tidak lagi membutuhkan proses pemisahan secara manual.
"Sampah tidak perlu dipisah-pisah lagi, semua bisa diambil. Harapannya TPA-TPA seperti Bantar Gebang yang saat ini punya 55 juta ton sampah bisa berkurang signifikan," ujarnya.
Adapun tujuh lokasi yang akan menjadi prioritas pembangunan proyek waste to energy tahap pertama yaitu Provinsi Bali, DIY dan sekitarnya, Bogor Raya, Tangerang Raya, Kota Semarang, Bekasi Raya, dan Medan Raya.
Ketujuh daerah ini dinilai telah siap dari sisi lahan, pasokan air, ketersediaan listrik, serta koneksi ke jaringan distribusi PLN.