JPPI Kecam Klaim 99,9% Keberhasilan MBG oleh Presiden Prabowo: Itu Propaganda Politik yang Menipu Publik!
JAKARTA, LAHATPOS.CO - Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mengklaim tingkat keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencapai 99,99 persen menuai kritik keras dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI).
JPPI menilai klaim tersebut sebagai "propaganda politik" yang berupaya menutupi fakta serius di lapangan, terutama terkait insiden keracunan massal yang berulang kali terjadi.
Presiden Prabowo sebelumnya melontarkan klaim tersebut dengan dasar perhitungan persentase kasus keracunan yang dianggap sangat kecil dibandingkan dengan jutaan penerima manfaat program MBG.
Ia menyebut, dari 3,4 juta penerima, kasus keracunan hanya dialami oleh sekitar 200 orang, atau sekitar 0,005 persen.
Namun, Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, dengan tegas menolak narasi tersebut. Menurutnya, menghitung keberhasilan program yang berkaitan dengan nyawa dan kesehatan anak-anak sekolah hanya berdasarkan statistik persentase adalah tindakan yang menyesatkan publik.
"Bagi saya klaim 99,9 persen sukses hanyalah propaganda politik yang menipu publik," katanya melalui keterangan," ujar Ubaid Matraji dalam keterangannya, Selasa 21 Oktober 2025.
JPPI menyoroti bahwa insiden keracunan yang terjadi di berbagai daerah seharusnya menjadi lampu merah yang mendorong perbaikan total dalam tata kelola MBG, bukan ditutup-tutupi dengan angka persentase yang "terlihat" memuaskan.
Di samping itu, ia menduga ada permainan kotor dari SPPG, yayasan, dan mitra MBG karena ada dugaan korupsi dan konflik kepentingan. Bahkan, ada pemotongan harga per porsi dan kejahatan lain.
"Perpresnya belum jadi. Prosesnya tertutup, pelaksanaannya semrawut, tidak ada transparansi, tapi Presiden sudah klaim berhasil. Ini omon-omon apalagi," ujarnya.
“Kalau pemerintah serius ingin menyehatkan anak bangsa, hentikan propaganda angka, benahi sistemnya dari hulu ke hilir. Keberhasilan sejati bukan ketika Presiden puas dengan statistik, tapi ketika setiap anak Indonesia benar-benar makan bergizi, aman, dan bebas dari kebohongan," tegasnya.
Prioritas Keselamatan vs. Angka Statistik
Ubaid menekankan, fokus seharusnya adalah pada peningkatan standar keamanan pangan (zero-error) dan bukan pada membenarkan insiden keracunan dengan perbandingan jumlah.
"MBG adalah program intervensi gizi, tujuannya menyelamatkan anak-anak dari kekurangan gizi, bukan malah membahayakan mereka. Dengan mengklaim 99,99 persen berhasil, pemerintah mengabaikan urgensi untuk memperbaiki sanitasi, kualitas bahan baku, dan pengawasan dapur SPPG yang terbukti bermasalah," jelasnya.
JPPI mendesak BGN dan pemerintah untuk berhenti menggunakan klaim persentase yang "bersifat kosmetik" dan segera fokus pada penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Tata Kelola MBG yang baru, termasuk sanksi tegas bagi SPPG yang melanggar dan kewajiban penggunaan air bersertifikat, guna memastikan tidak ada lagi kasus anak-anak yang jatuh sakit akibat program ini.