Seiring pemulihan ekonomi, kontribusi PK-RT mengalami normalisasi ke level 56-59%. Meskipun proporsinya menurun, perannya sebagai motor utama tidak tergantikan.
Ketergantungan yang tinggi ini memiliki dua sisi: di satu sisi, ekonomi menjadi relatif stabil dan tahan terhadap guncangan eksternal. Di sisi lain, hal ini menunjukkan perlunya mendorong sumber pertumbuhan lain seperti investasi dan ekspor untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih seimbang dan dinamis.
3. Sektor Akomodasi: Mesin Pertumbuhan Potensial Pasca-Pandemi
Meskipun kontribusinya terhadap total PDRB masih relatif kecil (berkisar 2%), Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menunjukkan kinerja pertumbuhan yang sangat menjanjikan dan menjadi cerminan kebangkitan sektor jasa.
Analisis data menunjukkan bahwa sektor ini mengalami kontraksi tajam sebesar -5,23% pada tahun 2020 akibat pembatasan mobilitas. Namun, sektor ini dengan cepat berbalik arah dan pulih, mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,77% pada 2021. Puncaknya terjadi pada 2022 dengan pertumbuhan mencapai 6,67%, melampaui pertumbuhan PDRB pada tahun yang sama (seperti terlihat di Tabel 1, pertumbuhan PDRB 2022 adalah 6.97%, namun sektor ini tetap menunjukkan rebound yang kuat). Meskipun sedikit melambat pada 2024 ke level 4,80%, laju ini masih menunjukkan ekspansi yang sehat.
Kinerja ini sejalan dengan Teori Ekonomi Jasa. Pertumbuhan sektor akomodasi tidak berdiri sendiri. Ia mencerminkan pulihnya aktivitas pariwisata, kegiatan bisnis (MICE
- Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), dan peningkatan daya beli masyarakat untuk rekreasi. Sesuai dengan Model Solow, untuk menjadikan potensi ini sebagai pendorong pertumbuhan jangka panjang, diperlukan akumulasi modal yang signifikan.
Investasi dalam pembangunan hotel baru, perbaikan infrastruktur pariwisata, serta peningkatan kualitas layanan (kemajuan teknologi dan SDM) akan menjadi kunci untuk meningkatkan skala dan dampak ekonomi sektor ini. Efek pengganda dari sektor ini akan turut menggerakkan UMKM di bidang kuliner, kerajinan, dan jasa transportasi lokal.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data PDRB Kabupaten Lahat periode 2020–2024, dapat ditarik dua kesimpulan utama. Pertama, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) secara meyakinkan terbukti menjadi pilar utama dan motor penggerak stabilitas ekonomi. Dengan kontribusi yang tidak pernah kurang dari 55% terhadap PDRB, daya beli masyarakat menjadi fondasi yang menopang permintaan agregat, terutama selama periode krisis.
Kedua, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, meskipun kontribusinya secara nominal masih kecil, telah menunjukkan perannya sebagai mesin pertumbuhan potensial dengan laju pemulihan yang kuat pasca-pandemi. Pertumbuhannya yang impresif menandakan kebangkitan sektor jasa dan pariwisata yang memiliki efek pengganda signifikan.
2. Rekomendasi Kebijakan
Untuk menjaga momentum pertumbuhan dan menciptakan struktur ekonomi yang lebih tangguh, Pemerintah Kabupaten Lahat direkomendasikan untuk mengambil langkah langkah strategis berikut:
a. Menjaga Stabilitas Daya Beli Masyarakat: Mengingat peran sentral konsumsi rumah tangga, kebijakan yang fokus pada pengendalian inflasi daerah, terutama pada komoditas pangan, menjadi sangat krusial. Program jaring pengaman sosial dan pemberdayaan ekonomi keluarga dapat membantu menjaga tingkat konsumsi masyarakat lapisan bawah.
b. Mendorong Investasi di Sektor Akomodasi dan Pariwisata: Pemerintah daerah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi sektor perhotelan dan restoran. Ini dapat dilakukan melalui penyederhanaan perizinan, pemberian insentif fiskal, serta promosi potensi wisata daerah secara masif.