Hal ini diungkapkan Fatoni saat membuka webinar Tepak Songket (Temu Sapa Kader Songsong Keluarga Tangguh) dengan tema 'Pola Pengasuhan Anak Cermin Keluarga Harmonis' edisi April dengan judul 'Kesetaraan Peran Ayah dan Ibu dalam Pola Pengasuhan Anak Untuk Mencetak Generasi Emas Sumsel' di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (18/4/2024).
"Agar tercipta generasi emas di masa mendatang, maka orang tua harus optimal dalam mendidik anak. Nah agar pendidikan tersebut optimal, tentu saja kapasitas orang tua harus optimal. Dimulai dari orang tuanya terlebih dahulu. Karena anak akan mencontoh dan meniru orang tuanya. Orang tua menjadi teladan bagi anak,” kata Fatoni.
Menurutnya, anak merupakan generasi penerus keluarga dan bangsa yang memerlukan pengasuhan yang baik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dia juga mengatakan bahwa masing-masing anak memiliki keunikan tersendiri baik itu sifat, potensi dan minat bakatnya.
Di Indonesia peran pengasuhan anak sebagian besar masih dibebankan kepada perempuan (Ibu).
Secara tradisional, peran ibu sebagai pengasuh utama telah mengakar dalam masyarakat, di mana ibu dianggap sebagai sosok yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak. Namun, pemahaman ini semakin dipertanyakan dengan semakin banyaknya penelitian yang menyoroti kontribusi peran penting ayah dalam perkembangan anak.
"Kesetaraan peran ayah dan ibu atau kesetaraan gender dalam keluarga dimulai dari lingkup paling kecil, yaitu keluarga, ketika suami dan istri dapat berbagi tugas dengan baik. Keterlibatan ayah atau suami dalam pengasuhan anak tidak hanya menunjukkan tercapainya kesetaraan gender, tetapi juga membawa iklim yang positif dalam perkembangan keluarga dan anak,” kata Fatoni.
“Keduanya memiliki peran yang unik dan saling melengkapi untuk memberikan pengalaman yang seimbang bagi anak dalam mengenal diri dan lingkungannya,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Fatoni juga memberikan apresiasi kepada Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ((PKK) Sumsel yang telah menyelenggarakan acara Tepak Songket dengan menghadirkan narasumber yang kompeten.
Salah satunya adalah dr. Aisah Dahlan yang menyampaikan materi tentang kesetaraan peran ayah dan ibu dalam pola pengasuhan anak. Dia mengingatkan para orang tua untuk berhenti memberikan label negatif (buruk) pada generasi baru saat ini, seperti generasi micin atau generasi rebahan.
"Mari beri label generasi Rabbani, generasi Qurani (bagi yang muslim). Karena pemberian label yang baik ini akan terekam dalam memori anak,” ucap Aisah.
Untuk menjadi orang tua yang baik lanjut dia, harus dipersiapkan dari jauh hari sebelum menikah. Seorang anak (janin) yang dikandung perempuan sudah bisa merekam perkataan/ucapan pada usia dua minggu.
“Sedangkan ayah juga berperan dalam menjemput rezeki/nafkah dalam hal ini memberikan nutrisi sejak dalam kandungan ibu,” kata Aisah.
Aisah melanjutkan pada saat bayi lahir, maka tugas seorang ayah (bagi keluarga muslim) adalah melafalkan adzan dan iqomat. Hal ini tentunya akan langsung tersambung ke otak si bayi.
"Ayahlah yang bertugas untuk menyampaikan/mengajak/menceritakan tentang agama/nasehat hidup sebagaimana Nabi Luqman menasehati anaknya. Selanjutnya detail pelaksanaannya ada pada seorang ibu sebagai pelaksana harian,” tandasnya.
Tampak hadir mengikuti webinar Tepak Songket, Pj Ketua TP PKK Sumsel Tyas Fatoni, Forkopimda Sumsel, OPD Sumsel, Organisasi Wanita, DWP Sumsel dan TP PKK Kabupaten/Kota se-Sumsel.
Pj Ketua TP PKK Tyas Fatoni Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting di Sumsel