Selain minum susu, konsumsi petai bisa memberikan manfaat perlindungan untuk tulang.
“Petai mengandung magnesium dan vitamin B6 yang berperan dalam kesehatan tulang. Nutrisi ini membantu menjaga kepadatan tulang dan mencegah risiko osteoporosis”, jelas dr. Gia.
3. Jaga Keseimbangan Gula Darah
Seperti rollercoaster, kadar gula darah di dalam tubuh bisa melonjak naik dan turun. Untungnya, tubuh memiliki kemampuan untuk menjaga kadar gula tetap stabil.
Namun pada diabetesi, menjaga kadar gula darah tetap normal perlu usaha ekstra. Caranya, dengan mengonsumsi makanan yang aman untuk gula darah, seperti petai.
“Petai memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Ini bisa bermanfaat bagi individu dengan diabetes atau mereka yang ingin menjaga keseimbangan gula darah mereka”, papar dr. Gia.
4. Melancarkan Diet
“Petai adalah sumber energi yang baik dan rendah lemak. Konsumsi petai dalam porsi yang tepat dapat membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, memenuhi kebutuhan energi, dan membantu dalam manajemen berat badan”, ujar dr. Gia.
Khasiat petai untuk berat badan ini berasal dari serat yang terkandung di dalamnya. Serat yang membuat perut kenyang lebih lama, bisa menekan keinginan ngemil makanan yang tidak sehat.
Dengan begitu, konsumsi petai dalam rencana diet bisa membantu kamu mencapai berat badan yang ideal.
5. Melindungi Sistem Pencernaan dari Gangguan
Serat bisa mencegah sembelit karena menjaga tekstur feses tetap lembut sehingga lebih mudah melewati usus besar dan dikeluarkan oleh tubuh.
Di samping itu, serat juga menjadi makanan bagi bakteri baik di usus. Bakteri ini bertugas untuk membuat vitamin, memecah racun dari zat makanan, dan melatih sistem imun.
“Serat yang terkandung dalam petai dapat membantu menjaga pencernaan yang sehat dan mencegah sembelit. Serat juga dapat mendukung pertumbuhan bakteri usus yang baik”, ungkap dr. Gia.
6. Meningkatkan Sistem Imun
Petai mengandung vitamin C yang tinggi. Pada tubuh vitamin c dapat merangsang sel darah putih menjadi responsif terhadap patogen (bibit penyakit).