Membangkitkan Kembali Makna Guru Sebagai Pahlawan di Era Digital
Penulis: Bravitasari Nafthalia, S.Sos., M.I.P, - Tenaga Ahli DPR-RI
Lahatpos.co - Hari Pahlawan yang baru saja berlalu tidak hanya menjadi momen untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang gigih mengusir penjajah, tetapi juga momentum untuk merenungi peran besar para pendidik sebagai pahlawan di tengah arus perkembangan teknologi dan informasi.
Terlebih lagi, dengan mendekatnya Hari Guru Nasional pada 25 November, perluasan eksistensi dan makna guru menjadi lebih penting dalam konteks zaman now.
Hadirnya internet sebagai pesaing utama guru menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita dapat menjaga keberlanjutan kepahlawanan para pendidik di era modern ini?
Pesatnya perkembangan teknologi, peran guru tidak bisa lagi hanya diukur dari segi pengetahuan yang diberikan selama proses belajar mengajar.
Guru perlu melewati tantangan baru, seperti menjadi pribadi yang tetap relevan dan bermakna di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Guru masa kini dihadapkan pada kenyataan bahwa posisi mereka sebagai sumber utama pengetahuan semakin tergantikan oleh kehadiran internet.
Kemajuan teknologi memungkinkan akses cepat dan mudah terhadap informasi dari berbagai sumber.
Peserta didik cenderung lebih percaya pada informasi yang mereka dapatkan secara mandiri melalui internet daripada informasi yang disampaikan oleh guru.
Untuk itu, perlu diakui bahwa kepahlawanan guru harus lebih dari sekadar penyampai informasi.
Guru perlu menjadi fasilitator transformasi pengetahuan yang adaptif dan memiliki keberadaan yang bermakna bagi peserta didik.
Oleh karena itu, pembaharuan hakikat dan martabat guru di era digital ini menjadi suatu keniscayaan.
Pertama-tama, guru perlu memiliki profesionalisme tinggi. Guru harus memiliki semangat belajar yang tinggi, menambah pengetahuan melalui pembelajaran berkelanjutan, dan menjaga keberadaan intelektualitasnya sejajar dengan kemajuan teknologi.
Dengan meningkatkan profesionalisme, guru tidak hanya dihargai selama proses pembelajaran, tetapi juga menjadi figur yang melekat dalam ingatan peserta didik pasca purna belajar.