Lebih istimewa lagi, saat isra’ mi’raj, di masjid al-Aqsha nabi Muhammad dikumpulkan dengan para nabi dan menjadi imam shalat mereka.
Hadirin rahimakumullah
Diangkatnya nabi Isa ke langit dan dimikrajkan-nya nabi Muhammad ke langit dengan start di Palestina ini menunjukkan bahwa gerbang utama untuk menembus langit adalah bumi Palestina.
Pertemuan para nabi yang dipimpin oleh nabi Muhammad adalah merupakan tanda estafeta dan penyerahan risalah tauhid dari seluruh para nabi untuk dilanjutkan oleh nabi Muhammad saw.
Sebenarnya, bukan hanya nabi-nabi yang diseutkan dalam al-Quran, namun banyak sekali nabi-nabi yang tidak disebutkan dalam al-Quran, mereka silih berganti diutus untuk bani Israil juga tempatnya di bumi Palestina.
Namun, sebagaimana dikisahkan oleh al-Quran, bahwa bani Israil tidak patuh pada nabi mereka, mereka membangkang bahkan ada yang sampai membunuh nabi mereka.
Tidak kurang dari delapan ayak dalam al-Quran yang menceritakan bahwa bani Israil adalah bangsa yang sadis hingga membunuh para nabi yang diutus kepada mereka, diantaranya yang diberitakan oleh Allah:
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas” (Ali Imran:181).
Hadirin rahimakumullah
Terkait dengan konflik yang ada di Palestina saat ini, maka kita sebagai muslim dapat melihatnya dari dua kaca mata:
Pertama: Kaca mata Islam yang telah jelas dijelaskan di atas, bahwa bumi Palestina adalah bumi warisan para nabi dan Rasul, yang sudah barang tentu semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah mengajarkan dan mengajak kepada tauhid yaitu hanya menyembah Allah saja. Tidak berarti cara pandang ini menafikan orang yang tidak bertauhid, sehingga mereka tidak boleh tinggal di bumi Palestina.
Kedua: kaca mata kemanusiaan. Sejarah bangsa Yahudi adalah bangsa yang tidak memiliki wilayah, sehingga melalui perjanjian Balfour tahun 1948, mereka dizinkan untuk tinggal di wilayah Palestina.
Namun, lambat laun tamu yang diizinkan untuk tinggal di satu kamar itu tiap hari berulah dan berusaha untuk memperluas kamarnya, sehingga yang terjadi sekarang sebaliknya, yang mempunyai rumah tinggal dalam satu kamar, sementara tamu menguasai seluruh rumah, bahkan masih terus mengusir dan memenjarakan pemilik rumah aslinya. Kesimpulannya mereka asalnya tamu, sekarang menjadi penjajah.
Dalam kasus seperti itu, apakah salah pemilik rumah asli melakukan perlawanan atas penjajahan yang dilakukan oleh tamu?
Apakah salah pangeran Diponegoro dan para pemilik sah negeri Indonesia saat itu melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda?
Tidak ada kata lain kecuali mereka rakyat Palestina harus berjuang untuk mendapatkan kemerdekannya. Semua bangsa di dunia ini seharusnya mendukung dan berpihak kepada kemerdekaan bangsa Palestina.