Pada mulanya, Jembatan Ampera ini bernama Jembatan Bung Karno, pemberian nama Bung Karno merupakan bentuk penghargaan.
Kemudian pada tahun 1966 terjadi penggantian nama menjadi Jembatan Ampera di saat pergolakan politik di Indonesia.
Jembatan Ampera ini terletak di tengah pusat kota yang menghubungkan daerah seberang Ulu dan seberang IIir.
BACA JUGA:Dinas Kebudayan dan Pariwisata Rekomendasikan 319 Destinasi Wisata Sumsel
Di kawasan ini terkenal akan kuliner khas Palembang yang sangat popular dan Jembatan inilah yang menjadi semacam Ikon atau lambang kota.
Pada awalnya begian tengah badan Jembatan Ampera bisa dikontrol naik turun, mengingat pada masa itu Sungai Musi merupakan jalur utama perdagangan melalui jalur laut.
Seiring berkembangannya kota Palembang, naik turun jembatan kini sudah tidak fungsikan lagi.
Keindahan akan terlihat di saat malam hari, jembatan ini dihiasi lampu-lampu berwarna-warni yang memancar ke segala arah.
BACA JUGA:Dukung Rehabilitasi DAS dan Pariwisata, PTBA Perluas Pusat Persemaian
Di atas jembatan ini pengujung bisa melihat rumah apung atau rumah sakit yang menjadi rumah khasnya Kota Palembang.
Lebih mengasyikkan lagi jika Anda berkunjung saat diadakannya festival air di Sungai Musi yaitu lomba perahu, lomba menyeberang sungai dan kontes menghias perahu.
3. Air Terjun Bidadari
Air Terjun Bidadari atau Air Terjun Ayek Asam menurut warga setempat, yang bermuara ke Sungai Lematang ini berketinggian kira-kira 30 meter dan lebar 10-15 meter. Air terjun tersebut merupakan salah satu yang terunik, memiliki 7 puncak dengan 3 kolam pemandian.
BACA JUGA:Program Pariwisata dan Kebudayaan Sumsel Dibahas di Lahat
Harap diperhatikan bagi pengunjung, warga sekitar menerapkan aturan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Lokasinya berada di desa Karang Dalam, kecamatan Pulau Pinang, kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.