"Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 Km sektor utara searah bukaan kawah. Hujan abu bisa terjadi ke segala arah tergantung arah dan kecepatan angin," terangnya.
Megian Nugraha menghimbau masyarakat yang berada di sekitar puncak, baik warga maupun wisatawan untuk segera menjauh dan tidak diperbolehkan beraktivitas mendekati radius dalam radius 1km dari kawah dan 2km ke sektor utara.
Hal ini untuk menghindari dampak buruk dari letusan atau erupsi. Sebab saat Gunung Dempo erupsi, memungkikan munculnya potensi bahaya.
"Kawah yang menjadi pusat letusan bisa mengeluarkan radiasi gas-gas vulkanik yang sangat berbahaya. Kami meminta warga menjauh dari puncak tempat terjadi letusan," tandasnya.
BACA JUGA:Legenda Dewi Anjani Penguasa Gunung Rinjani
Sementara itu Dian (25) warga Swakarya merasakan adanya hujan debu saat dirinya sedang ngecamp bersama teman-temannya di bawah kaki gunung dempo."Memang semalam ada sedikit kayak hujan abu, kami pikir abu dari orang yang sedang membakar sesuatu. Kamo jiga tidak tau kalau dempo sedang erupsi," ungkapnya.*