LAHAT, LAHATPOS.CO - Sekitar 25 tahun perusahaan kelapa sawit yang saat ini dipegang oleh PT SMS berdiri di Kikim Area. Luas lahan hampir 13 ribu hektar yang terbentang di wilayah Kikim Area. Namun, generasi milenial putra asli pribumi Kikim Area saat ini merasa tidak terbantu dengan adanya perusahaan Kelapa Sawit.
Untuk itu Angga Wijaya terketuk untuk menyuarakan ketidakadilan dan ketimpangan sosial bagi masyarakat pribumi.
Tingkat pekerjaan pribumi seperti diasingkan dan sangat sulit mencari pekerjaan yang wajar dan sesusai keahlian tersendiri.
Ada yang berkerja tapi hanya kebanyakan dipakai untuk buruh harian lepas.
BACA JUGA:PPK Lahat Selatan Gelar Sidang Terbuka Rapat Pleno Rekapitulasi DPHP, ini Hasilnya
Petugas keamanan (Satpam) untuk pribumi bisa dihitung dengan jari yang bekerja di perusahaan sawit.
Seperti di wilayah Desa Maspura Kikim Tengah yang merupakan ring satu perusahaan merasa diasingkan di tempat sendiri.
Untuk apa ada perusahan perkebunan yang berkapasitas besar tetapi bagi pribumi untuk bekerja saja sangat sulit.
Terlebih lagi saat ini perusahaan menggunakan jasa keamanan dari orang luar.
BACA JUGA:TBUPP Tinjau Kondisi Sawah Pasca Banjir di Kabupaten Lahat, ini Hasilnya
Belum lagi dari pekerja lainnya.
Kendati demikian, Angga Wijaya yang merupakan kalangan milenial dan tokoh pemuda Kikim Area yang tergabung dalam HMI MPO Cabang Palembang Darussalam menyampaikan, selain mencari pekerjaan sulit, perusahaan selama berdiri tidak pernah menunaikan sebagaimana diatur dalam undang undang yakni Corporate Social Responsibility (CSR) dan plasma perkebunan kelapa sawit bagi masyarakat.
Lebih parah lagi sekarang ini masyarakat sangat kesulitan memasuki areal kebun sendiri yang akses jalannya melewati perusahaan.
Dikarnakan hari panen bagi masyarakat diatur perusahan, yang hanya satu hari dalam satu minggu.
BACA JUGA:Ada yang Salah Fokus Lihat Foto ini