Dalam hal ini yang dimaksud adalah orang-orang yang bukan hanya gemar membaca Al-Qur’an saat bulan Ramadan tiba, tetapi benar-benar menghabiskan banyak waktunya untuk melantunkan ayat-ayat Allah ketika waktu luang.
Kelompok ini selalu mengisi hidupnya dengan firman Allah SWT, sehingga dalam kehidupannya pun kental dengan pedoman Al-Qur’an yang otomatis menghindarkan ia dari segala hal buruk.
2. Wa haafizhul-Lisan (orang yang menjaga lisannya) dari berkata kotor, mencaci-maki, dan menghujat.
Golongan kedua ini termasuk orang-orang yang beriman. Seperti yang kita tahu, lisan adalah salah satu anggota tubuh yang merupakan nikmat dari Allah, tetapi juga dapat menjadi bumerang jika kita tidak dapat menjaganya.
Berdasarkan fungsinya, lisan berguna untuk menyampaikan berbagai macam hal.
Tak hanya informasi, tetapi juga pertanyaan, prasangka, bahkan jika tak dijaga juga dapat membuat kita menyampaikan fitnah.
Dengan beragam fungsi lisan diatas, maka hendaknya kita betul-betul menjaga lisan agar tidak menyeret kita kepada perbuatan buruk.
Jika kita menggunakan lisan untuk ghibah hingga menyampaikan fitnah, artinya kita semakin banyak menghabiskan waktu untuk menggunakannya melakukan hal-hal yang tidak baik. Itu berarti juga kita akan makin jauh dari surga.
Disebutkan dalam sebuah hadits Nabi SAW yang berasal dari Abu Hurairahra.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir hendaklah dia berkata yang baik, atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits yang lain dikatakan, “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang hanya melaksanakan salat wajib saja dan hanya bersedekah dengan sepotong keju namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.”
Nabi Muhammad SAW lantas menjawab, “Dia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari).
3. Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)
Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah SWT akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah SWT akan memberikan makan dari buah-buahan surga.
Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Bayangkan jika ada orang yang tidak mendapatkan nikmat untuk makan, betapa kurang hidupnya.