Mantap, Kades Tanjung Jambu Nyanyi Lagu Umak

Rabu 18-01-2023,13:40 WIB
Reporter : Purwanto
Editor : Dian

Jadi, ibu saya yang meneruskan perjuanganya sendiri. 

Untuk diketahui, kami 9 (sembilan) beradik. 

Uang pensiunan PNS dari ayahanda kami tentu tidak mencukupi biaya hidup. 

Ibu saya bukanlah seorang petani, karena kehidupannya sedari dahulu sudah di kota. 

Jadi dapat bayangkan betapa berat perjuangannya, ungkap Ancha.

Ancha mengenang kejadian pada tahun 2017, di mana taktu itu baru beberapa hari setelah perayaan Hari Ibu. 

Sewaktu senja di rumah ibunya, kenangan perjalanan-perjalanannya tiba-tiba hinggap ke dalam kepala. 

Ia terngiang-ngiang pada dialog-dialog bersama para ibu tua renta. 

Ia pandangi wajah ibunya dengan segenap lukisan keriput di sekujur tubuh. 

Seketika, tanpa disadari, ada yang menetes dari kelopak mata Ancha.

Saya begitu menyesali. Kenapa baru di hari itu menyadari akan perjuangan umak selama ini. 

Ya Allah… kalbu dan jemari saya bergetar, tubuh berkeringat dingin. 

Batin saya menangis sejadi-jadinya. 

Saya malu, karena saya tahu rumah ini, semua tanaman dan hewan peliharaan berkat ibu.

Kemudian melanjutkan ceritanya, “Dari dalam rumah, ibu menatap dengan tatapan sayu. Seakan mau berkata tentang rasa prihatin sekaligus bersuka cita karena kalbu saya sudah kembali kepadanya,” ujar Ancha bernada haru.

Setelah itu, spontan Ancha mendekati dan memeluk ibunya. 

Kategori :