Rapper Jangkung

Jumat 08-07-2022,06:04 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dian

 

Komentator Spesialis

 

Dibawah ada komentar tentang ACT. Jadi saya lanjutkan saja. ACT tidak merugikan negara. Tidak pakai duit negara. Tidak nyolong duit negara. "Hanya" kesalahan managemen yang mengalokasikan persentasi lebih untuk pimpinan. Gaji tinggi. Fasilitas mewah. Tapi semua di declare, bukan secara sembunyi sembunyi. Ini kan ibarat anggota DPR menyetujui kenaikan gaji buat anggota DPR, yang mana ini duit rakyat, bukan seperti ACT yang partikelir. Kenapa mendadak dibubarkan oleh Muhajir ? Apakah layak sampai segitunya dibubarkan lembaga kemanusiaan ini ? Kalau bicara membubarkan, logikanya Kemensos lebih layak untuk dibubarkan. Lha wong selama pemerintahan jokowi 2 menterinya terlibat kasus korupsi uang negara, bukan uang ummat seperti ACT. Kan lebih parah tho ini ? Kemaren dengan gagahnya PPATK menduga ada dana ACT dialirkan untuk terorisme. Wueh..hebat temuannya. Tapi, kemana PPATK ketika juliari atau kader partai korupsi ? Kenapa nggak selidiki atau berani ungkapkan aliran dana korupsi, apakah sampai partai tertentu atau ketua partai tertentu ? Memang repot kalau nasib negara ini bila yang seharusnya menjadi alat negara berubah menjadi alat kekuasaan. Dari situlah dimulainya kehancuran suatu negara. Saya masih ingat ketika salah satu pembantu Presiden Amerika bisa bilang NO kepada atasannya itu. Karena mereka punya jiwa kebangsaan. Yang dibela dan dijunjung adalah negara, bukan atasan penguasanya.

 

Komentator Spesialis

 

Dana operasional ACT terhitung biasa. Coba cek lembaga nirlaba Unicef Indonesia. Mereka potong 28%. 5% untuk admin dan operasional + 23% untuk fund raising. Bagaimana organisasi nirlaba lainnya seperti Sampoerna foundation, Tanoto dll. ? Berani nggak dibuka semua ? Jangan cuman ACT saja. Biar ketahuan faktanya.

 

Lukman bin Saleh

 

Dulu sy memusuhi syarat2 IMF spt itu. Tp sekarang sy berubah fikir. Trnyata syarat2 dr IMF itu banyakan yg bagus. Kurangi pengeluaran negara dan subsidi misalnya. Memang tidak logis uang hasil ngutang di hambur2kan. Apalagi subsidi, mending negara kaya spt negara2 timteng atau negara2 eropa. Mau memanjakan rakyatnya kayak apa tidak masalah. Kalau negara kismin macam sri lanka atau kita dimanjakan dg subsidi. Mau jadi apa kita nanti? Makmur tidak, terlilit utang iya...

 

Nurkholis Marwanto

 

Sebenarnya Amerikalah yang memperburuk krisis. Yang bertanggung jawab menambah derita di negara-negara miskin. Dengan kebijakan moneternya. Di saat inflasi Amerika sudah 8% (karena kesalahannya sendiri, memompa likuiditas puluhan ribu triliun alias print money untuk mengatasi pandemi covid), Amerika mencari kambing hitam karena harga energy naik yang diikuti kenaikan harga-harga lainnya. Amerika melimpahkan kesalahannya ke Rusia karena invasinya. Kini Amerika melanjutkan derita Negara miskin. Maka suku bunga Amerika akan terus naik untuk menundukkan inflasi. Ingat ini baru permulaan inflasi sudah 8% sedangkan suku bunga baru 1.5%. Kurva suku bunga masih jauh ketinggalan. Akan dinaikkan secara bertahap. Sampai idealnya nanti, suku bunga melewati angka inflasi. Atau mendekati. Baru inflasi akan tunduk. Tiba-tiba negara miskin utangnya membengkak padahal tidak ada penambahan utang baru. Terutama yang utang dalam bentuk dolar AS. Tentu karena nilai mata uang mereka merosot tajam. Dollar pasti menguat. Bukan karena ekonomi Amerika lagi bagus. Hanya karena Amerika punya kendali Dollar, mata uangnya digunakan seluruh dunia. "The Fed" sangat perkasa sekali. The mother of central bank. Tidak heran rupiah pun ikut melemah, sudah melewati 15ribu. Padahal surplus neraca dagang kita sudah surplus 25 bulan beruntun. Pernah rekor. Beberapa bulan kedepan pasti masih surplus. Selagi harga komoditas masih tinggi. Banyak dollar masuk. Toh masih juga melemah.

 

Jimmy Marta

 

Badnews lain mewartakan setelah srilanka, bbrp negara juga diambang krisis ekonomi. Inflasi tinggi jadi salah satu pemicunya. Afghanistan dalam kondisi berat. Masih dibelenggu sanksi negara barat, bantuan pun banyak terhenti. Bahkan us masih membekukan 7M devisa afghan yg tersimpan di bank2 amerika. Argentina kembali lg kejurang yg dulu pernah mereka terperosok. Inflasi diprediksi 70% tahun ini. Mesir dibulan maret saja inflasinya 15%. Turki 60%. Laos, libanon, myanmar terlilit akumulasi hutang, nilai kurs dan bertambahnya angka kemiskinan.

 

Muin TV

 

Dari pada pusing mikirin Sri Langka, lebih baik kawinkan saja Bah. Tetangganya kan ada. Masih jomlo. Bang Lades. Cuma masalahnya, ini pernikahan beda agama. MUI tak setuju. Harus cari tempat yang bisa menikah beda agama. Iki ngomong opoo......

 

Alon Masz Eh

 

Jare si mbah... Yo iku wolak-walik e jaman. Dulu tiongkok miskin. Yg lain berani. Sekarang tiongkok kaya. Yg lain munduk2. Bahkan lek perlu IMF munduk2. Yah harus ngitung, kapan maju kapan mundur. Sami mawon soal "hari-hari ngomong sambil minum kopi" (Biar keliatan beretika, daripada omong kosong), wolak-walik e jaman juga. Dulu ngapurancang munduk2, wajar. Yakin, pasti sudah ada yang nulis lebih nylekit, lebih keras, lebih frontal dari abah mengenai ex. Menteri yg bikin terang daripada beliaunya ketika baru turun dan masih hidup. Ga usah masalahin tulisan hari inilah, mek sak srit nyenggole. Lagian sama2 pejabat yg bikin terang : Pak DI (dirut PLN, bikin terang), yang satunya (menteri yg bikin daripada terang kan) Ini efek iklan otong 10 cm, bikin cadel, P*li jadi kaku... Kalo kelamaan jadi darah tinggi

 

daeng romli

 

Ketika suharto menjadi "orang kuat" di Indonesia, dampaknya bisa sampai seperti percakapan dibawah ini Penumpang : cak becak ayo terno aku Tukang becak : nangdi pak sampean Penumpang : Jl.dr sutomo, piro ongkose Tukang becak : sepoloh ewu Penumoang : yo wes Setelah jalan........ Penumpang : pak sampean ngerti sopo presidene indonesa tukang becak : Tak mesti pak... Penumpang : lah kok iso ngono tukang becak : laiya tak meste pak, kadang Sudomo, kadang Harmoko Penumpang : terus nek suharto iku sopo Tukang becak : oh nek iku Rajana pak >wesngonoae<

Kategori :